Friday, February 12, 2016

Buka tapi Tutup

Assalamu’alaikum…

Teman-teman pernah nggak sih merhatiin ada toko atau usaha di sekitar kita yang kita lihat baru buka, pasang banner spanduk, tapi tokonya nggak pernah buka? Saya sering :)

Biasanya saya akan berkomentar

“Nggak niat nih jualannya. Masa baru sebentar udah nutup”

Atau

“Nggak laku kali ya.. nutup terus”

Atau

“Duhh sayang banget yah. Udah sewa tempat mahal, malah nggak diurusin”

Tapi… baru-baru ini ada pemikiran baru masuk menyelinap di otak saya. Heheh. Gara-gara seorang teman yang juga baru buka toko. Kisah ini nyata saya dengar dari dia.

Cerita nya agak mistis. Jadi yang nggak suka horror, skip ajahh. Wkwk.

Teman saya, namanya Pak I, baru-baru ini buka toko service PS. Sewanya murah banget untuk ukuran sewa toko di sini. Agak kaget juga dia sebenarnya, tapi nggak dicari tahu lebih detil kenapa murah. Padahal tokonya lumayan strategis. Di pinggir jalan raya besar.

Ternyata, setelah buka sehari, dia baru tahu kalau selama ini sudah 4 orang penyewa sebelumnya yang hanya bertahan selama maksimal 3 bulan. Busyett.. jangan-jangan tempat ini bawa sial. Ups.

Dan dia baru tahu juga kalau di belakang toko itu adalah kuburan. Tapi syukurlah, dia orang beragama. Lebih percaya Allah daripada hal begituan. :)

Sampai akhirnya sang adik, yang dia suruh tidur di sana melihat hal aneh. Di malam hari, tiba-tiba TV dan PS yang kabelnya bahkan tidak dipasang apalagi dicolokin ke steker, nyala sendiri. Main Basara Heroes pula. Ckck.

Sang adik yang memang “terbiasa” melihat hal begituan, biasa saja. Untung bukan saya. Kalau saya pasti sudah pingsan. Ngeri.

Beberapa hari berlalu, hingga hampir 1 minggu, toko sepi. Dalam sehari, paling hanya ada 1 pelanggan. Sang adik sebenarnya setiap malam lihat tuh katanya ada yang bermain-main dengan peralatan mereka. Tapi teman saya itu cuek aja.

Setelah itu, banyak peristiwa mistis yang terjadi. Mulai dari TV yang mati sendiri. Bukan karena rusak. Tapi karena tombol on off nya nge-off sendiri. Hardisk baru yang tiba-tiba nggak kebaca.

Bahkan PS yang tadinya sudah oke di rumah, pas di sana tiba-tiba rusak. Dan ketika di bawa pulang, hidup lagi. Absurd. Tapi nyata.

Teman saya masih berusaha berpikir logis. Mungkin ada yang error sedikit.

Puncaknya adalah ketika ada orang, naik motor yang berhenti di depan toko. Saat itu toko buka dan ada 2 orang kakak adik itu di dalam.

Si pengendara motor merhatiin banner di depan toko lama banget. Kemudian ambil handphone dan menelepon teman saya.

Lah, apa-apaan ini. Tokonya buka, orang nya di dalam, kenapa dia mesti repot-repot nelpon. Kenapa nggak langsung masuk saja?

Kira-kira seperti ini percakapan mereka

“Halo.. dengan toko XXX?”

“Iya pak. Ada yang bisa dibantu?”

“Begini Pak. Saya sudah bolak balik ke toko bapak, tapi kok tutup terus yah.”

Kaget dong teman saya itu. Dia seharian nongkrong di toko, menghabiskan beberapa gelas kopi dan beberapa bungkus rokok. Kenapa bisa ada yang bilang toko nya tutup? Apa-apaan ini??

Kejadian ini terulang kembali beberapa hari kemudian.

Saat itu, pak I sedang menutup pintu toko, bersiap pulang. Ada seseorang datang menghampiri. Dia berkata, kalau tumben tokonya buka. Astaghfirullah. Apa pula ini?

Katanya dia sudah 2x datang tapi toko tutup terus. Teman saya sukses dibuat kaget.

Akhirnya, esok harinya dia berinisiatif, untuk memotret toko nya. Sang adik sedang bermain ps di dalam. Dari luar dia mencoba mengambil gambar. Dan taraaaa… hasilnya diluar dugaan.

Tokonya tak terlihat. Hanya terlihat banner dan sebuah bayangan kepala menutupi seluruh tokonya. Hal yang mungkin tak masuk akal di jaman sekarang. Bahkan kamera Samsung 4G nya yang mihil, tak mampu menangkap gambar tokonya.

Entah apa yang akan dilakukannya sekarang. Sampai sekarang, saat saya menulis cerita ini, belum ada solusinya.

Tapi yang jelas, buat saya sekarang ada pandangan baru. Mungkin… hanya mungkin.. toko-toko yang selama ini saya lihat baru buka sebentar kemudian tutup.. juga mengalami hal yang sama dengan teman saya itu.

Saya sendiri tidak ingin mengalaminya. Dan baru kali ini saya mendengar cerita seperti ini langsung dari narasumbernya. Hanya Allah yang tahu.

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih Anda sudah mengunjungi d'journal of ifah.