Sunday, January 17, 2016

Akhir Cerita Cinta Ini

giveaway cerita cinta maya #lovestory

Baca kisah Maya dan #lovestory sebelumnya di #lovestory4.

Papa keluar menemui pria itu. Mereka pun asyik mengobrol di kursi teras. Entah apa yang mereka bincangkan. Saya ngumpet di dalam. 

Nggak berani nongol atau bahkan sekedar menguping pembicaraan mereka. Hingga papa memanggilku keluar karena pria ini mau pulang.

Suatu hari, pria itu kembali datang. Kali ini bukan 2 tahun. Hanya 2 minggu sejak pertemuan terakhir kami.

“Jalan yuk May. Yang kemarin kan nggak jadi.” Ajak nya.

“Boleh. Papa kamu udah baikan?” jawab ku. 

“Sudah. Papa sudah pulang kok” sahutnya.

Kami bermobil sampai ke sebuah taman. Kami duduk di sana, mengobrol tentang segala hal sampai tak terasa hari sudah semakin senja. Saat itu akhirnya saya tahu banyak tentang dia. Tentang pekerjaannya, tentang papa nya. Dan tentang dia yang selalu didesak untuk menikah. #ups.

Caranya bercerita, gayanya berbicara sungguh enak didengar. Leluconnya yang garing pun mampu membuat saya tertawa terbahak-bahak. Nggak ada jaim ataupun kikuk. Meski sudah lama kenal, bisa dibilang pertemanan kami baru seumur jagung. Karena toh pertemuan kami selama ini bukan kesengajaan.

Hari itu, saya pulang dengan hati sedikit berbunga. Hanya sedikit. Saya tak berani berharap banyak. 

Sejak pertemuan di taman itu, HP saya sering kali berdering. Entah sms atau telepon dari dia. Namun, selama itu pula tak ada kata sayang, atau cinta yang teucap. Boro-boro pacaran. Ini mah seperti teman yang terlalu dekat. Bukan Teman Tapi mesra. Bukan. Kami tidak mesra. Haha.

Sikapnya memang baik. Bahkan saya sekarang berani bermimpi andai dia menjadi pendamping hidup saya. Pria itu dapat dengan mudah membuat papa terkesan. Dia juga tak risih atau canggung ketika suatu hari mama memintanya membantu kerjaan di dapur. Ahh sungguh pria idaman. 

Uhuk. 

Suatu hari sebuah sms datang. Dia mengajak saya pergi makan bersama. Saya pun menyanggupinya.

Sampailah kami di sebuah rumah makan. Restorannya sepi pengunjung. Hingga saya sempat ragu untuk masuk. Takut menu nya nggak enak. Hahaha. Habisnya sepi banget. :D

Pria itu menatap saya aneh. Seperti pandangannya kepada saya saat pertemuan tak sengaja di angkot dulu. Saya mulai salting. Dalam hati mulai deg degan. Apa ada yang salah dengan penampilanku?

“Kenapa kamu memandangku begitu?” saya memberanikan diri untuk bertanya.

Pria itu hanya tersenyum dan tetap memandangku lembut. Duhh… nggak tahu apa kalau di hati saya ada 100 BOM yang siap meledak kapan saja.

“May…” katanya.

Saya memandangnya. Menunggu kelanjutan perkataannya. Tapi pria itu kembali diam. 

Makanan datang. Fiuhh.. syukurlah jantung saya masih terselamatkan.

Pria itu masih saja memandang saya. Meraih tangan saya. 

Apa ini?? Muka saya saat itu mungkin sudah merah padam. Semerah kepiting rebus yang dicampur saus padang.

“May. Kita sudah lama dekat. Kamu tahu siapa aku. Aku pun kenal siapa kamu. Di umurku sekarang, aku tak lagi mencari pacar May. Jadi maafkan aku. Kalau kamu punya perasaan terhadapku dan ingin menjadi pacarku, aku tak bisa” katanya.

OMG. Muka saya langsung pias. Apakah selama ini perasaan saya terlihat jelas? Hingga pria di depan saya ini bisa berkata seperti itu? Ingin rasanya saya benamkan muka saya di taplak meja.

Pria itu masih tenang saja. Tangan saya bahkan masih digenggamnya. 

“Tapi May… aku sedang mencari istri. Maukah kau menjadi istriku May?” lanjutnya.

Tiba-tiba di dalam restoran itu tumbuh bunga. Waktu seakan berhenti berputar. Jantung saya yang hampir meledak, benar-benar meledak sekarang. Tak menyangka dia melamar saya seperti ini.

Tak tahu lagi mesti berkata apa. Yang saya lakukan hanya mengangguk malu-malu.

"Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Kisah Cinta Bunda 3F - #LoveStory"

10 comments:

Terima kasih Anda sudah mengunjungi d'journal of ifah.